PEMETAAN JALUR EVAKUASI BENCANA GUNUNG MELETUS DENGAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI GUNUNG TANGKUBAN PERAHU (Studi Kasus: Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat)

Item Type:	Thesis
Title:	PEMETAAN JALUR EVAKUASI BENCANA GUNUNG MELETUS DENGAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI GUNUNG TANGKUBAN PERAHU (Studi Kasus: Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat)
Abstract:	Gunung Tangkuban Perahu memiliki catatan sejarah letusan berkisar antara 2-50 tahun (van bemmelen, 1934). Letusan tertua terjadi pada tahun 1829, Menurut data dari Instansi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Api Tangkuban Perahu pada tanggal 7 September 2019 kembali erupsi dengan mengakibatkan abu vulkanik setinggi 200 meter dari atas kawah. Fase erupsi dimulai tanggal 26 Juli 2019 pukul 15.48 WIB di kawah Ratu dengan ketinggian kolom lumpur bercampur sedikit abu mencapai 200 meter dari dasar kawah, berwarna kelabu tebal kehitaman. Aktivitas erupsi terus berlangsung hingga tanggal 9 Agustus 2019. Network analisys merupakan suatu analisis yang menyediakan analisis berbasis jaringan, termasuk analisis rute, arah perjalanan, analisis fasilitas terdekat, dan analisis area layanan (Ahmed, Ibrahim dan Hefny, 2017). Dalam menggunakan Network Analysis bisa memanfaatkan Perangkat Lunak ArcGIS. Di dalam Perangkat Lunak AcrGIS ada berbagai macam tools yang berkaitan dengan Network Analysis antara lain route, service area, closest facility, cost matrix, vehicle routing problem, dan location-alocation. Jalur evakuasi bencana dari 14 lokasi terdampak hanya 12 semua lokasi yang menemukan rute evakuasi. Masing-masing selter memiliki jarak relatif dekat dengan durasi dibawah 60 menit atau kurang dari 1 jam perjalanan, selter dengan waktu terdekat yaitu Masjid Jami Baiturrahim, SDN Sukamandi II dan SDN Pasanggrahan III. Untuk selter evakuasi yang terjauh yaitu Lapangan MIS AL-Muawanah II, Lapangan Desa Sarireja yang memiliki waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Kata Kunci: Gunung Tangkuban Perahu, Network Analysis, Jalur Evakuasi.
Creators:	AFFANDIE, HELMI KUSUMA
Subjects:	G Geography. Anthropology. Recreation > GA Mathematical geography. Cartography
Depositing User:	Mrs. Ineu Nuraeni, S.Sos
Date Deposited:	11 Jun 2025 03:12
Last Modified:	11 Jun 2025 03:12
URI:	https://repo.unwim.ac.id/id/eprint/901

Gunung Tangkuban Perahu memiliki catatan sejarah letusan berkisar antara 2-50 tahun (van bemmelen, 1934). Letusan tertua terjadi pada tahun 1829, Menurut data dari Instansi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Api Tangkuban Perahu pada tanggal 7 September 2019 kembali erupsi dengan mengakibatkan abu vulkanik setinggi 200 meter dari atas kawah. Fase erupsi dimulai tanggal 26 Juli 2019 pukul 15.48 WIB di kawah Ratu dengan ketinggian kolom lumpur bercampur sedikit abu mencapai 200 meter dari dasar kawah, berwarna kelabu tebal kehitaman. Aktivitas erupsi terus berlangsung hingga tanggal 9 Agustus 2019.
Network analisys merupakan suatu analisis yang menyediakan analisis berbasis jaringan, termasuk analisis rute, arah perjalanan, analisis fasilitas terdekat, dan analisis area layanan (Ahmed, Ibrahim dan Hefny, 2017). Dalam menggunakan Network Analysis bisa memanfaatkan Perangkat Lunak ArcGIS. Di dalam Perangkat Lunak AcrGIS ada berbagai macam tools yang berkaitan dengan Network Analysis antara lain route, service area, closest facility, cost matrix, vehicle routing problem, dan location-alocation.
Jalur evakuasi bencana dari 14 lokasi terdampak hanya 12 semua lokasi yang menemukan rute evakuasi. Masing-masing selter memiliki jarak relatif dekat dengan durasi dibawah 60 menit atau kurang dari 1 jam perjalanan, selter dengan waktu terdekat yaitu Masjid Jami Baiturrahim, SDN Sukamandi II dan SDN Pasanggrahan III. Untuk selter evakuasi yang terjauh yaitu Lapangan MIS AL-Muawanah II, Lapangan Desa Sarireja yang memiliki waktu tempuh kurang lebih 30 menit.
Kata Kunci: Gunung Tangkuban Perahu, Network Analysis, Jalur Evakuasi.